Kurikulum
Kurikulum Merdeka adalah salah satu inisiatif pendidikan di Indonesia yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai bagian dari upaya Merdeka Belajar. Kurikulum ini bertujuan untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih fleksibel, mendukung kemandirian siswa, dan menyesuaikan pendidikan dengan kebutuhan perkembangan siswa dan dunia kerja masa kini. Berikut adalah beberapa ciri utama dari Kurikulum Merdeka:
Pembelajaran Berbasis Proyek: Kurikulum Merdeka menekankan pada kegiatan belajar berbasis proyek (project-based learning), yang bertujuan untuk mengembangkan karakter siswa dan keterampilan abad ke-21, seperti kemampuan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. Proyek ini juga mencakup pendidikan karakter Pancasila dan isu-isu global yang relevan, seperti keberlanjutan lingkungan dan budaya lokal.
Fleksibilitas Materi: Kurikulum ini memberi lebih banyak kebebasan bagi guru dalam menentukan materi dan metode pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru tidak diwajibkan untuk menyelesaikan semua kompetensi dalam silabus, tetapi lebih fokus pada pendalaman materi yang penting dan relevan.
Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum pendidikan yang diterapkan di Indonesia sebagai penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Kurikulum ini dirancang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan pendekatan yang lebih menekankan pada pengembangan kompetensi siswa, baik dalam hal pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.
Beberapa karakteristik utama dari Kurikulum 2013 adalah:
Pendekatan Saintifik
K-13 menerapkan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran yang melibatkan lima langkah: mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan. Tujuannya adalah untuk mendorong siswa berpikir kritis dan logis melalui proses ilmiah yang terstruktur.
Pembelajaran Berbasis Kompetensi
K-13 berfokus pada pengembangan kompetensi, bukan hanya pada penguasaan materi. Kompetensi ini mencakup tiga aspek utama, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dengan demikian, siswa tidak hanya diharapkan memahami materi, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.